Secara Psikologis seseorang marah biasanya karena merasa benar atau bisa juga tersinggung dengan sebuah pernyataan. Islam mengajarkan pada kita untuk bisa menahan amarah. Nabi shalallahualaihi wasalam bersabda “barangsiapa mampu menahan amarah padahal ia mampu untuk melampiaskannya ,maka Allah taa’ala akan memanggilnya (membanggakanya) pada hari kiamat dihadapan semua manusia hingga kemudian Allah Taala membiarkanya memilih bidadari bermata jeli yang disukainya’ (HR Abu Daud). Orang yang mampu menahan amarah dipuji Rasulullah sebagai orang yang perkasa.Dikatakan demikian karena dia dapat menaklukan marah yang bergejolak didalam dirinya.
Satu waktu Nabi shalallahualaihi wasalam bertanya secara retoris kepada para sahabat, ” siapa yang kalian anggap sebagai orang yang perkasa?” Kami menjawab , ” Dia yang tidak bisa dikalahkan keperkasaanya oleh siapapun”. Lantas Nabi meluruskan ” Bukan demikian. Orang yang perkasa adalah orang yang bisa menahan dirinya disaat dia marah” (HR Muslim).
Abu Hurairah mengabarkan bahwa ada seorang laki laki berkata kepada Nabi, ‘ Berilah aku wasiat”, beliau menjawab , ” janganlah kamu marah” lelaki itu mengulang ulang pertanyaanya namun Nabi kerap kali menjawab ” janganlah kamu marah” (HR Bukhori)
Akibat buruk dari marah salah satunya adalah mengundang banyak musuh. Dalam Nasihaihul Ibad syaikh nawawi banten menulis ulang pesan Nabi sulaiman kepada puteranya, ” jangan kamu merasabanyak dengan memiliki seribu sahabat,karena seribu sahabat itu sedikit. Jangan pula kamu menganggap sedikit dengan memiliki seorang musuh,karena seorang saja musuh itu banyak “. Oleh karena itu marilah kita berusaha menahan marah. Semoga.
Leave a Review