Apa Arti Sebuah Nama

Seorang filsof Yunani bernama Shakspeare pernah bilang apalah arti sebuah nama. Nama menurutnya dianggap tidak memiliki arti. Bisa diartikan dianggap tidak penting. Hal ini berbeda dengan dalam ajaran agama Islam , dimana nama begitu bermakna . karena nama adalah do’a. Jadi dalam Islam nama begitu penting dan punya makna.

Anak sebagai karunia yang tak terhingga bagi sebuah keluarga. Kehadirannya selalu dinantikan karena akan menjadi penerus sejarah, eksistensi umat manusia, dan menjadi salah satu penguat ikatan rumah tangga.

Islam sebagai agama yang sempurna memberikan perhatian yang sangat mendetail terkait anak, salah satunya dalam hal memberikan nama yang terbaik untuk anak.

Nama merupakan doa dan harapan orangtua. Karenanya, memberikan nama tidak boleh sembarangan.

Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, ”Di antara hak anak atas ayah adalah memberinya nama yang bagus dan mendidiknya dengan adab yang baik.” (HR Baihaki).

Memberi nama anak dapat dilakukan pada hari kelahiran, hari ketiga, atau hari ketujuh. Ciri nama yang baik adalah enak didengar, mudah diucapkan, mengandung makna yang mulia dan sifat yang benar, serta jujur, jauh dari makna dan sifat yang diharamkan atau dibenci agama.

Dianjurkan, menamai anak laki-laki dengan nama Abdu (penghambaan) yang disambung dengan Asmaul Husna, seperti Abdul Aziz dan Abdul Malik.

Nama yang sangat dianjurkan adalah Abdullah atau Abdurrahman, sebagaimana sabda Nabi saw, ”Sesungguhnya nama yang paling dicintai Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman.” (HR Muslim).

Dari Jabir bin Abdillah, ia berkata, ”Seorang laki-laki di antara kami ada yang memiliki anak, kemudian memberinya nama Al-Qasim.”

Kami berkata, ”Kami tidak akan menjuluki kamu dengan Abu Al-Qasim dan tidak akan memuliakannya. Lalu, orang tersebut memberitahukan kepada Rasulullah saw.

Beliau pun bersabda, ”Berilah anakmu nama Abdurrahman.” (HR Bukhari).

Baik juga menamai anak dengan nama-nama nabi dan rasul, orang saleh, sahabat, tabiin, dan imam kaum Muslimin.

Dari Al-Mughirah bin Syu’bah berkata, ”Ketika aku mendatangi Kota Najran, para penduduknya bertanya kepadaku. Sesungguhnya kalian membaca, ’Wahai saudara Harun.’ Padahal Musa hidup sebelum Isa berjarak beberapa tahun. Maka, ketika aku datang kepada Rasul saw, aku menanyakan hal itu kepada beliau, dan beliau menjawab, ’Dahulu mereka memberi nama dengan nama-nama para nabi mereka dan orang-orang saleh dari kaum sebelum mereka.” (HR Muslim).

Dalam hadis lain, dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda, ”Berilah nama dengan namaku (Muhammad) dan janganlah kalian berkunyah (memanggilnya) dengan kunyahku (Abul Qosim).” (HR Bukhari dan Muslim).

Dilarang menamai anak dengan nama yang menunjukkan penghambaan kepada selain Allah, seperti Abdul Ka’bah, Abdusy Syams, dan Abdul Husain.

Dilarang memberi nama anak dengan nama-nama yang khusus bagi Allah, seperti Ar- Rahman dan Al-Khaliq.

Dilarang menamai anak dengan nama-nama patung atau berhala yang disembah selain Allah, seperti Latta, Uzza, dan Hubal.

Jika telanjur menamai anak dengan nama yang dilarang (karena ketidaktahuan), hendaknya diganti dengan nama yang sesuai syariat. Dalil mengenai hal ini adalah praktik Nabi Muhammad saw yang mengganti nama beberapa sahabatnya.

Dari Aisyah ra, ia berkata, ”Nabi saw biasa mengganti (mengubah) nama yang buruk.” (HR Tirmidzi).

Dari Ibnu Umar, ia berkata, ” Rasulullah saw mengganti nama Ashiyah (wanita yang suka bermaksiat), seraya berkata, ’Nama kamu adalah Jamilah (wanita yang cantik).” (HR Muslim).

Demikian pentingnya arti nama bagi anak. Semoga Allah membimbing kita kaum Muslimin agar dapat memberikan nama untuk anak sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad saw.Wallahuta’ala ‘alam