

Setiap pagi, mata kita terbuka. Helaan napas pertama, langkah pertama, suara pertama yang keluar dari lisan—semuanya adalah tanda bahwa Allah masih memberi kita kesempatan. Tapi… pernahkah kita bertanya dalam hati: Apakah hari ini akan membawa berkah?
Berkah itu bukan sekadar banyaknya rezeki, ramainya urusan, atau padatnya jadwal. Berkah adalah rasa cukup di tengah keterbatasan. Tenang dalam kesibukan. Lapang dalam kesempitan. Dan nikmat dalam kesederhanaan.
Banyak orang yang hidupnya sibuk, tapi hatinya kosong. Banyak yang hartanya melimpah, tapi rumahnya tidak terasa seperti tempat pulang. Banyak yang punya waktu, tapi tak tahu bagaimana memanfaatkannya.
Maka jika kita ingin hari-hari kita berisi dan bermakna, bukan sekadar berjalan begitu saja, kita perlu mengundang keberkahan. Dan keberkahan itu datang… bukan dari kehebatan kita, tapi dari kebaikan yang terus kita jaga.
Mulailah hari dengan sujud. Jangan lupakan Allah saat fajar masih menggantung di langit. Doakan orang tua kita, meski hanya satu kalimat sederhana, sebab bisa jadi doa itu yang menjaga mereka seharian.
Kemudian, sisihkan waktu untuk tilawah, walau hanya lima ayat. Bukan karena kita hafal banyak, tapi karena kita ingin dekat. Sebab siapa yang dekat dengan Al-Qur’an, hatinya tak akan mudah gelap.
Jangan lupa tersenyum. Jangan pelit dengan salam. Jangan tunda memberi bantuan. Sering kali keberkahan datang lewat perbuatan kecil—memberi makan kucing di jalan, menahan amarah ketika disakiti, atau sekadar membantu teman yang sedang lelah tanpa diminta.
Berkah juga datang dari menjaga lisan. Tidak menyebar gosip, tidak menyakiti dengan kata, tidak mengeluh tentang takdir. Karena lisan yang kotor bisa menghapus keberkahan amal, sekuat apa pun usaha kita.
Saat bekerja, niatkan untuk ibadah. Saat belajar, niatkan untuk menuntut ilmu karena Allah. Saat pulang ke rumah, hadirlah sepenuh hati. Jangan hanya tubuh yang kembali, tapi hadirkan juga jiwa dan perhatian. Karena keluarga yang penuh cinta juga sumber keberkahan.
Dan saat malam tiba, jangan tidur dalam keadaan lalai. Sempatkan merenung. Apakah hari ini kita sudah bermanfaat untuk orang lain? Sudahkah kita bersyukur? Sudahkah kita memperbaiki diri?
Ingat, hidup bukan soal panjangnya usia, tapi tentang seberapa berkah waktu yang kita jalani.
Jadi… mulai hari ini, mari kita jaga lisan, perbaiki niat, perbanyak syukur, dan tebarkan kebaikan.
Bukan untuk menjadi sempurna. Tapi untuk menjadi pribadi yang senantiasa mengundang berkah dalam setiap langkah.
Karena ketika hidup kita berkah, hal kecil pun terasa cukup, dan yang berat terasa ringan.
Semoga setiap hari kita… menjadi hari yang diberkahi Allah. Aamiin.
Leave a Review