Setelah Romadhon pergi bukan berarti kebiasaan kita dalam memadu syahdu dengan Allah Ta’ala pun ikut berlalu. Justru kebaikan kebaikan yang sudah terbiasa kita lakukan tetap dilanjutkan. Serangkaian ibadah seperti membaca AlQur’an, Puasa ,bersedekah ,shalat malam dan beragam ibadah lainnya tetap dilazimi. Bagaimanapun kita menjadi hambaNya Allah disetiap waktu dan kesempatan bukan hanya menjadi hamba Allah dibulan Romadhon saja. Inilah yang dikatakan Istiqomah yakni konsisten dalam melakukan kebaikan. Allah Subhanahu Wata’ala memerintahkan Nabi-Nya untuk selalu istiqomah. Sebagaimana dalam firman Allah dalam Qs Hud Ayat 112 yang artinya : “Maka istiqomahlah sebagaimana engkau (Muhammad) diperintahkan beserta orang yang bertaubat bersamamu, dan janganlah melampaui batas. Sesungguhnya Allah Maha melihat terhadap apa yang kalian perbuat.” Dalam sebuah buku berjudul ‘Meniti Jalan Istiqomah’ oleh Syekh Musnid al-Qahthany, Syekh Abdurrahman al-Sa’diy rahimahullah mengatakan: “Istiqomah itu adalah melazimi ketaatan pada Allah dan ketaatan pada Rasul-Nya secara berkelanjutan.”
Sebagaimana kita ketahui bulan Romadhon kita sudah dididik dan dibiasakan disiplin melakukan beragam aktifitas kebaikan. Mestinya dengan hal itu maka untuk melakukan kebaikan kebaikan berikutnya lebih mudah ,karena selama satu bulan penuh rutinitas kita sudah terjaga. Mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali sudah terjadwal dengan baik. Namun demikian kenyataan disebagian ummat Islam tidaklah demikian . Amal amal kebaikan yang sudah dilakukan dibulan romadhon sepertinya kian ditinggalkan. Bahkan disaat transisi dari bulan romadhon ke bulan syawal sudah mulai terjadi perubahan. Entah bangunya yang telat sehingga lupa shalat malam atau kebanyakan berkunjung kesana kemari dihari raya namun akhirnya tilawahnya terlupakan.
Memang untuk bisa Istiqomah bukan perkara mudah. Modal mengandalkan kepercayaan diri kita yang sudah merasa terbiasa melakukan segudang amal kebaikan dibulan romadhon tidaklah cukup , karena kita adalah makhluk lemah yang butuh petunjuk dan pertolongan dari Allah Ta’ala. Maka memperbanyak doa dan mendekat pada yang kuasa adalah sebuah keniscayaan.
Ada beberapa hal yang bisa kita perhatikan agar tetap lanjut dengan kebiasaan baik kita ,
Yang pertama ; Meluruskan Niat . Saat memiliki niat yang lurus dan hanya mengharapkan ridha Allah SWT, maka seseorang akan lebih mudah menjalankan ibadahnya.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini:“Sesungguhnya setiap amalan hanyalah tergantung dengan niat-niatnya dan setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang dia niatkan, maka barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang hendak dia raih atau karena wanita yang hendak dia nikahi maka hijrahnya kepada apa yang dia hijrah kepadanya”. (HR.Bukhary-Muslim)
Kedua; Membiasakan Membaca Al-Qur’an . Hal ini dapat membantu seorang muslim istiqomah saat menjalankan ibadah di jalan Allah SWT. Dengan rutin membaca Al-Qur’an insya Allah bisa meneguhkan hati seorang muslim, sehingga ia tidak mudah tergoyahkan oleh hal-hal yang mampu merusak imannya.
Ketiga ; Senantiasa berdzikir dan Berdo’a Kepada Allah. keistimewaan berzikir di mana Allah juga akan memberi seseorang hidayah. Oleh karenanya, agar istiqomah di jalan Allah yakni dengan senantiasa berzikir dan berdoa kepada Allah.
Dan yang keempat adalah;Berteman dengan orang orang yang sholeh. Oleh karenanya, jika ingin selalu istiqomah dalam beribadah maka banyaklah bergaul dengan orang saleh. Saat kita di kelilingi orang-orang sholeh, maka bisa menjadi kawan saat beribadah dan senantiasa menjaga dan mengingatkan dalam kebaikan. Hal ini disebutkan dalam hadits: “Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh.’‘ (QS AliImran-3:114).
Semoga Allah selalu memberikan petunjuk dan rahmatNya kepada kita agar tetap bisa melakukan kebaikan demi kebaikan disetiap waktu dan kesempatan. Wallahu’alam.
Leave a Review