Bersikap Bijak terhadap Nikmat

Sesungguhnya tidak semua nikmat yg kita dapat harus kita ceritakan dan tampakkan pada semua orang

Saat kita mendapatkan nikmat hendaknya bersikap bijak. Ada nikmat yang boleh kita tampakkan dan ceritakan kepada seorang, ada pula nikmat yang sebaiknya kita sembunyikan dari seorang yang lain. Karena tidak semua orang itu memiliki hati yang baik, bersih dari hasad.

Tentunya, setiap orang memiliki sifat hasad ataupun kecemburuan yang berbeda-beda, ada yang frekuensinya rendah, sehingga tidak menimbulkan adanya hasad yang negatif ataupun iri hati, dan ada yang kapasitasnya tinggi sehingga mudah sekali merasa hasad dan dengki terhadap orang lain.

Syaikhul-Islam rahimahullah pernah berkata:
“Sifat hasad adalah penyakit hati yang dominan dalam diri manusia, tidak ada yang selamat darinya kecuali sangat sedikit dari kalangan manusia, sebab itu dikatakan: Tidaklah satu jasadpun yang selamat dari adanya sifat hasad, akan tetapi orang yg buruk menampakkannya, sedangkan orang yg baik menyembunyikannya”
(Majmu Fatawa: 10/124)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم pernah bersabda:
“Sukseskanlah penyelesaian hajat kalian dengan menyembunyikan hajat tersebut, karena setiap orang yang memiliki nikmat pasti akan mendapatkan sikap hasad dari orang lain”.
(HR Thabrani: 20/94)

Oleh karenanya, setiap kita seharusnya berpikir dan mempertimbangkan maslahat dan mafsadatnya, juga mengintropeksi keikhlasan kita, sebelum menceritakan nikmat dan karunia yang telah kita raih, apalagi bila harus memposting dan menyebarkannya ke seluruh dunia lewat Sosial media.