Sungguh indah penjelasan yang disampaikan oleh Syaikh ‘Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah ketika beliau menjelaskan ayat,
وَلَمَّا جَاءَهُمْ رَسُولٌ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَهُمْ نَبَذَ فَرِيقٌ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ كِتَابَ اللَّهِ وَرَاءَ ظُهُورِهِمْ كَأَنَّهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
“Dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi الله yang membenarkan apa (kitab) yang ada pada mereka, sebagian dari orang2 yang diberi kitab (Taurat) melemparkan kitab الله ke belakang (punggung)-nya, seolah-olah mereka tidak mengetahui (bahwa itu adalah kitab الله).” (QS. Al-Baqarah [2]: 101)
Ketika Rasul datang kepada mereka yang membawa kitab yang membenarkan apa yang ada pada mereka, mereka jutsru mengingkarinya (bukannya bersyukur dan beriman atas nikmat tersebut), seolah-olah mereka tidak mengetahui (padahal mereka mengetahui kebenaran).
Beliau berkata,
”Termasuk di antara keajaiban takdir dan hikmah ilahiyyah adalah barangsiapa yang meninggalkan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya, padahal memungkinkan baginya untuk meraihnya (namun dia tidak mau berusaha meraihnya), maka dia akan mendapat ujian dengan disibukkan dalam hal-hal yang membahayakan dirinya.
Barangsiapa yang meninggalkan ibadah kepada الله, maka dia akan mendapat ujian berupa beribadah kepada berhala.
Barangsiapa yang meninggalkan rasa cinta kepada الله, takut, dan berharap kepadaNya, maka dia akan mendapat ujian dengan mencintai, takut, dan berharap kepada selain الله
Barangsiapa yang tidak membelanjakan hartanya dalam ketaatan kepada الله, maka dia akan membelanjakannya dalam ketaatan kepada setan.
Barangsiapa yang meninggalkan ketundukan kepada الله, dia akan mendapat ujian dengan tunduk kepada hambaNya.
Dan barangsiapa yang meninggalkan kebenaran, dia akan mendapat ujian dengan terjerumus dalam kebatilan.” Wallahu’alam
Leave a Review