Ketika Dilema Menyapa

Setiap manusia pasti pernah berada dalam posisi serba salah—sebuah keadaan di mana dua pilihan terlihat sama pentingnya, namun memilih satu berarti mengorbankan yang lain. Inilah yang disebut dilema. Di tengah kebingungan itu, bagaimana Islam mengajarkan kita bersikap?

1. Dilema Bukan Musibah, Tapi Ujian

Dalam Islam, dilema bukan berarti Allah meninggalkan kita. Justru sebaliknya, itu adalah bentuk ujian kecerdasan hati dan iman. Allah berfirman:

“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, ‘Kami telah beriman’, dan mereka tidak diuji?”
(QS. Al-‘Ankabut: 2)

Dilema bisa jadi cara Allah ingin kita naik kelas. Maka jangan panik, tenangkan hati, dan hadapi dengan iman.

2. Langkah Pertama: Istikharah, Bukan Sekadar “Feeling”

Saat hati bimbang, sholat istikharah adalah senjata utama. Ini bukan ritual semata, tapi cara kita menyerahkan keputusan kepada Yang Maha Tahu. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Jika salah seorang di antara kalian merasa ragu terhadap suatu perkara, maka shalatlah dua rakaat dan berdoalah…”
(HR. Bukhari)

Dengan istikharah, kita sedang berkata, “Ya Allah, jika ini baik untukku, dekatkanlah. Jika buruk, jauhkanlah.” Maka yakinlah, apapun hasilnya, itulah yang terbaik.

💭 3. Gunakan Akal, Jangan Asal

Islam sangat menjunjung tinggi akal. Setelah istikharah, gunakan nalar dan pertimbangkan dampaknya, dunia-akhirat. Tanyakan:

  • Apakah pilihan ini mendekatkanku kepada Allah?
  • Apakah ia membawa manfaat jangka panjang?
  • Adakah maslahat yang lebih besar?

Rasulullah ﷺ juga bermusyawarah dengan para sahabat sebelum memutuskan hal besar. Maka, kita pun boleh dan dianjurkan berdiskusi dengan orang-orang bijak dan shalih.

4. Dengarkan Bisikan Hati yang Jujur

Kadang, hati kita sebenarnya sudah tahu apa yang harus dilakukan, hanya saja takut akan konsekuensinya. Hati yang jernih (qalbun salim) mampu membisikkan kebenaran. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Mintalah fatwa kepada hatimu, walaupun orang-orang memberi fatwa kepadamu.”
(HR. Ahmad)

Tapi syaratnya: hati harus bersih dari hawa nafsu dan keinginan sesaat.

5. Pasrahkan Hasil, Fokus Pada Proses

Setelah usaha maksimal dan doa, saatnya kita bertawakal. Di sinilah letak keindahan Islam—kita tidak dituntut sempurna dalam hasil, tapi ikhlas dalam proses. Allah tahu hati kita sedang berjuang. Maka apapun yang terjadi setelahnya, yakinlah:

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia baik bagimu…”
(QS. Al-Baqarah: 216)

Penutup: Dilema adalah Jalan Menuju Kedewasaan Iman

Dalam dilema, kita belajar mengenal diri sendiri, belajar bergantung hanya pada Allah, dan belajar bijak dalam mengambil keputusan. Maka jangan takut saat dilema datang, jadikan ia sebagai momentum untuk tumbuh dan mendekat kepada Allah.

Dan ingatlah, orang yang dekat dengan Allah tak akan pernah tersesat dalam keputusan.