

Tahun Baru Islam atau 1 Muharram menjadi penanda dimulainya kalender Hijriah, sistem penanggalan yang sangat penting dalam Islam. Bagi umat Muslim, momen ini bukan hanya pergantian waktu, tetapi juga ajakan untuk melakukan muhasabah (introspeksi) dan memperbarui komitmen dalam menjalani hidup sesuai syariat Islam.
Penetapan kalender Hijriah sendiri tidak lepas dari peristiwa besar dalam sejarah Islam: hijrah Nabi Muhammad ﷺ dari Makkah ke Madinah, yang menjadi titik tolak berdirinya masyarakat Islam yang berdaulat.
Sejarah Penetapan Tahun Hijriah
Kalender Hijriah ditetapkan pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab RA, berdasarkan saran dari sahabat Ali bin Abi Thalib RA. Peristiwa hijrah dipilih sebagai awal kalender karena menjadi momen penting dalam pembentukan peradaban Islam.
Allah SWT berfirman tentang pentingnya hijrah:
“Dan barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak…”
(QS. An-Nisa: 100)
Hijrah bukan sekadar perpindahan geografis, tapi juga perubahan sikap dan tujuan hidup menuju keridhaan Allah.
Makna Hijrah dalam Kehidupan
Dalam hadis shahih, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Seorang Muhajir (orang yang berhijrah) adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.”
(HR. Bukhari, no. 10; Muslim, no. 41)
Dengan kata lain, hijrah di masa kini bisa bermakna meninggalkan maksiat menuju ketaatan, meninggalkan kesia-siaan menuju kebermanfaatan.
Amalan dan Sunnah Menyambut 1 Muharram
Walaupun tidak ada perayaan khusus, ada sejumlah amalan sunnah yang dianjurkan di awal tahun Hijriah:
1. Berdoa di Akhir dan Awal Tahun
Ulama salaf mengajarkan doa untuk menutup tahun dan menyambut tahun baru, meskipun tidak ada hadis shahih yang secara khusus memerintahkannya. Doa ini lebih sebagai bentuk muhasabah dan harapan kebaikan.
Doa akhir tahun (dibaca sebelum Maghrib, 30 Dzulhijjah)
Doa awal tahun (dibaca setelah Maghrib, 1 Muharram)
2. Puasa Sunnah di Bulan Muharram
Rasulullah ﷺ sangat menganjurkan puasa di bulan Muharram, terutama pada hari Asyura (10 Muharram) dan Tasu’a (9 Muharram).
“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadan adalah puasa pada bulan Allah, yaitu Muharram.”
(HR. Muslim, no. 1163)
“Aku berharap kepada Allah agar puasa Asyura dapat menghapus dosa setahun yang lalu.”
(HR. Muslim, no. 1162)
3. Memperbanyak Muhasabah Diri
Allah SWT memerintahkan manusia untuk selalu mengevaluasi dirinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok…”
(QS. Al-Hasyr: 18)
Tahun baru adalah waktu yang tepat untuk menilai amal ibadah, memperbaiki kesalahan, dan membuat resolusi baru untuk hidup lebih Islami.
Tahun Baru Islam: Refleksi dan Perubahan
Tahun baru Islam adalah panggilan untuk berubah, seperti sabda Nabi ﷺ:
“Tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat hingga ditanya tentang (empat hal)… di antaranya: tentang umurnya untuk apa dihabiskan.”
(HR. Tirmidzi, no. 2417 – hasan sahih)
Waktu adalah nikmat, dan setiap tahun yang berlalu mengurangi jatah umur kita di dunia. Maka, mari gunakan tahun baru ini untuk:
- Berhijrah dari keburukan menuju kebaikan
- Meningkatkan ibadah
- Menjaga akhlak dan memperbaiki hubungan sosial
- Membangun kehidupan Islami di keluarga dan masyarakat
Tahun Baru Islam 1447 H adalah momen mulia untuk memperbaharui niat dan semangat hijrah. Bukan hanya berpindah tempat, tapi berpindah dari kelalaian menuju kesadaran, dari cinta dunia menuju cinta akhirat. Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapatkan keberkahan dari Allah di tahun baru ini.
“Ya Allah, jadikanlah tahun ini tahun yang penuh keberkahan, keselamatan, dan ketakwaan. Ampunilah dosa-dosa kami di tahun yang lalu, dan bimbinglah kami di tahun yang baru menuju jalan-Mu yang lurus.”
Aamiin.
Selamat Tahun Baru Islam 1447 Hijriah
Mari berhijrah menuju pribadi yang lebih bertakwa dan bermanfaat.
Leave a Review